Makalah Tentang Virus
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di
luar inangnya menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya
merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag
atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Penelitian mengenai
virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat
pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan
bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi
sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat
dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri
Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring
dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik.Ivanowsky lalu
menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut
berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua
ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan
bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu
sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun
1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki
sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri.Namun demikian,
mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru
terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat
berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal
sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman
G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
B. RUMUSAN MASALAH
- Apa yang di maksud dengan
virus?
- Bagaimana struktur dan anatomi
virus?
- Bagaimana virus bereproduksi?
- Apa saja contoh-contoh virus?
- Bagaimana peranan virus dalam
kehidupan?
- Apakah yang dimaksud anti
virus?
- Bagaimana cara mencegah dan
cara pengobatannya?
C. TUJUAN MASALAH
- Untuk mengetehui devinisi virus
- Untuk mengetahui struktur dan
anatomi virus
- Untuk mengetahui reproduksi
virus
- Untuk mengetahui contoh-contoh
virus
- Untuk mengetahui peranan virus
dalam kehidupan
- Untuk mengetahui anti virus
- Untuk mengetahui pencegahan dan
pengobatannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Virus adalah parasit
intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi kimianya
bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA.Partikelnya secara utuh disebut
“VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics. (Wesley,
1990).
Virus merupakan Partikel
yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan
sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk
hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Virus adalah
parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya. (Istamar, 2007).
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk
jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel). (Istamar, 2007).
Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau) (Istamar, 2007).
B. STRUKTUR DAN ANATOMI
VIRUS
Virus merupakan
organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron.Ukurannya lebih kecil daripada bakteri
sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus
terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. (Nugroho, 2003).
Asam nukleat genom virus
dapat berupa DNA ataupun RNA.Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda,
DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.Selain itu, asam
nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen
virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus
untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
(Wesley, 1990).
Bahan genetik virus
diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.Protein yang menjadi lapisan pelindung
tersebut disebut kapsid.Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk
bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus.Kapsid terbentuk dari banyak
subunit protein yang disebut kapsomer. (Wesley, 1990).Partikel lengkap virus disebut virion.Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab
dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
1. Kepala
Virus memiliki kepala
berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Isi kepala ini
dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun oleh protein.
Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa
berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks.
Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein. (Istamar, 2007).
2. Isi Tubuh
Isi tubuh virus atau
biasa disebut virion, adalah bahan genetik yang berupa salah satu tipe asam
nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki virus akan mempengaruhi
bentuk tubuh virus. Virus dengan isi tubuh berupa RNA biasanya berbentuk
menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab
penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang mulut dan kuku.
(Istamar, 2007)
3. Ekor
Ekor merupakan bagian
dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri
pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa
tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada virus yang
hanya menginveksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
(Istamar, 2007).
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan
berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi sebagai pembungkus
DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk tubuh dan pelindung
bagi virus dari kondisi lingkungan luar. (Istamar, 2007)
C. MACAM MACAM BENTUK VIRUS
- Bentuk tubuh bulat dimiliki
oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola, dan influenza.
- Bentuk tubuh oval dimiliki oleh
virus penyebab penyakit rabies.
- Bentuk tubuh batang dimiliki
oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).
- Bentuk tubuh polihidris dimiliki
oleh virus Adenovirus penyebab demam.
- Bentuk tubuh huruf T pada
bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli. (Nugroho, 2003)
D. CIRI CIRI VIRUS
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Virus bersifat aseluler (tidak
mempunyai sel)
- Virus berukuran amat kecil ,
jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ – 300mµ (1
mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
- Virus hanya memiliki salah satu
macam asam nukleat (RNA atau DNA)
- Virus umumnya berupa semacam
hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk oval
, memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong
dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris.
- Tubuh virus terdiri atas:
kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
- virus memiliki lapisan protein
yang disebut kapsid
- Virus hanya dapat berkembang
biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan,
tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
- Virus tidak dapat membelah
diri.
- Virus tidak dapat diendapkan
dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan. (Istamar, 2007)
E. CARA HIDUP VIRUS
Bagaimanakah cara hidup
virus ? Virus hanya bisa hidup di dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok
sehingga virus juga disebut parasit intraseluler obligat. Bila sel
hidup yang ditumpanginya mati, maka virus pun akan mati karena tidak bisa hidup
tanpa sel hidup tempat menumpang. Sel hidup yang ditumpangi virus disebut
sel inang. Sel inang dapat berupa organisme monoseluler maupun
multiseluler; mulai dari bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan, hewan,
hingga manusia. (Wesley, 1990)
Virus yang terisolasi
dari sel inangnya tidak akan mampu hidup lama, apalagi bereproduksi. Apa
sebabnya ? Hal ini dikarenakan virus tidak mempunyai enzim untuk melakukan
metabolisme sendiri dan juga tidak memiliki ribosom untuk menyintesis protein.
Virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket berisi gonom yang berpindah
dari satu sel inang ke sel inang lainnya yang cocok. Cara virus
mengidentifikasi sel inang adalah dengan menggunakan kesesuaian (lock and
key). (Wesley, 1990)
Jenis sel yang dapat
ditumpangi oleh virus disebut kisaran inang. Virus memiliki kisaran
inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung, virus ini dapat menginfeksi
golongan Aves, babi, dan manusia. Virus rabies dapat menginfeksi sejumlah
spesies mamalia. Namun demikian, ada beberapa virus memiliki kisaran inang yang
sempit, misalnya bakteriofag yang hanya dapat menginfeksi bakteri Escherichia
coli.
Virus yang menyerang sel
eukariota (sel yang mempunyai membran inti) biasanya hanya
menyerang jaringan-jaringan tertentu. Contohnya adalah virus HIV yang
hanya menyerang sel darah putih tertentu yang disebut T CD4. Contoh lain adalah
virus influenza yang hanya menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernapasan,
sedangkan jaringan lain tidak diserang.
Cara penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang yang lainnya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara, air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus yang menyebabkan penyakit polio, herpes, pilek, dan campak. Sementara penularan virus secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor (hospes perantara). Contohnya, Flavivirus (virus dengue) yang merupakan virus penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah pada manusia, virus ini membutuhkan vektor nyamuk Aedes aegypti; Togavirus yang merupakan penyebab penyakit ensefalitis (peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman umumnya menular melalui vektor serangga. (Wesley, 1990)
Cara penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang yang lainnya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara, air, lendir, darah, dan media lain. Sebagai contoh, penularan virus yang menyebabkan penyakit polio, herpes, pilek, dan campak. Sementara penularan virus secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor (hospes perantara). Contohnya, Flavivirus (virus dengue) yang merupakan virus penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah pada manusia, virus ini membutuhkan vektor nyamuk Aedes aegypti; Togavirus yang merupakan penyebab penyakit ensefalitis (peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman umumnya menular melalui vektor serangga. (Wesley, 1990)
F. REPRODUKSI VIRUS
1. Siklus Litik (Lisis)
Siklus litik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang menyebabkan
kematian sel inang pada akhir prosesnya. Istilah litik mengacu pada fase
pelepasan virus di akhir proses replikasi yang membuat sel inang pecah dan
hancur.Virus-virus yang hanya dapat mereplikasi dirinya melalui siklus litik
disebut virus virulen. Berikut ini penjelasan dari tahapan reproduksi virus
yang dilakukan melalui siklus litik.
a. Fase Adsorbsi
Di fase ini, ekor virus melalui serabut yang dimilikinya mulai menempel
pada dinding sel bakteri. Penempelan virus dapat terjadi karena ia memiliki
daerah tertentu pada ujung ekornya yang disebut reseptor. Penempelan virus pada
sel bakteri bersifat khas, artinya hanya dapat dilakukan oleh virus tertentu
sehingga jenis virus lain tidak dapat melakukannya. Adapun setelah menempel,
enzim lisozim kemudian akan dikeluarkan virus untuk menghancurkan dinding sel
sehingga virus dapat masuk ke dalam sel tersebut. (Istamar, 2007)
b. Fase Penetrasi
Fase penetrasi dilakukan setelah dinding sel inang hancur. DNA virus
akan masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan
penusukan pasak.bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam
nukleatnya saja. Kapsid akan tetap ada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan
sendirinya setelah tidak berguna lagi. (Istamar, 2007)
c. Fase Sintesis
Enzim lisozim yang disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel,
juga dapat menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri
berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus
mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus
mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA dan
protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru. (Istamar, 2007)
d. Fase Perakitan
Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang
masih terpisah-pisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh.
Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga
proses reproduksi virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus
yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah. (Istamar, 2007)
e. Fase Lisis
Kerja enzim lisosom bukan hanya untuk melubangi dinding sel inang saja.
Secara simultan, enzim ini juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan
di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh
pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat kita
amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007)
2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi atau replikasi virus yang tidak
menyebabkan kematian sel inang pada akhir prosesnya. Setelah adsorbsi dan
injeksi, DNA virus akan berintegrasi dengan kromosom bakteri secara profage.
Sintesis DNA bakteri tidak dapat langsung dilakukan virus karena bakteri masih
mempunyai imunitas. Setelah imunitas bakteri hilang, DNA virus barulah dapat
mengendalikan DNA bakteri. Pada tahapan ini, proses replikasi virus akan
terjadi seperti siklus litik. Secara lebih lengkap, berikut ini 7 tahapan
proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik. (Istamar, 2007)
- Fase absorpsi dan infeksi
: Terjadi dimana virus menempel pada dinding sel inang.
- Fase penetrasi atau injeksi : Terjadi dimana fag
virus masuk ke dalam sel bakteri.
- Fase penggabungan : Terjadi saat DNA virus
dan DNA bakteri bergabung membentuk suatu profag. Dalam bentuk ini, hanya
terdapat minimal 1 gen aktif yang berfungsi mengkodekan protein reseptor.
- Fase replikasi : terjadi saat profag
membelah. Sel bakteri yang membelah akan menghasilkan 2 sel bakteri yang
masing-masing mengandung profag. Semakin sering bakteri melakukan
pembelahan sel, maka akan semakin banyak pula virus yang dihasilkan.
- Fase sintesis : Enzim lisozim yang
disintesis virus selain dapat menghancurkan dinding sel, juga dapat
menghancurkan DNA sel inang. Proses ini membuat sintesis DNA bakteri
berhenti. DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA
virus mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase
inilah virus mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan
sintesis DNA dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus
baru.
- Fase perakitan : Di fase ini, bagian tubuh
virus antara kepala, ekor, dan serabut ekor yang masih terpisah-pisah akan
mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang utuh. Kapsid utuh yang
terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus sehingga proses reproduksi
virus berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang
dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.
- Fase
lisis : Kerja enzim lisosom bukan
hanya untuk melubangi dinding sel inang saja. Secara simultan, enzim ini
juga membuat dinding sel akan mengalami perpecahan di akhir fase
reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan
virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru. Proses pelepasan virus baru dalam fase ini dapat
kita amati menggunakan mikroskop gelap. (Istamar, 2007)
2.7 KLASIFIKASI VIRUS
Virus dikelompokkan berdasar sifat mereka bukan sel-sel indukan yang
diinfeksi. Kriteria utama pada klasifikasi jenis asam nukleat DNA atau RNA.
Klasifikasi dengan mekanisme sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi
Baltimore, seseorang yang memenangkan nobel Nobel .
Menurut Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari genomnya
untuk memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi menjadi
tujuh kelas. Virus yang tegolong pada kelas I sampai kelas V melakukan
reproduksi secara replikasi, sedangkan virus kelas VI melakukan secara
transkripsi balik.
Kelompok 1 : Virus DNA rantai ganda.
Kelompok 2 : Virus DNA rantai tunggal.
Kelompok 3 : Virus RNA rantai ganda.
Kelompok 4 : Virus RNA rantai tunggal positif.
Kelompok 5 : Virus RNA rantai tunggal negatif.
Kelompok 6 : Virus RNA transkripsi balik.
Kelompok 7 : Virus DNA transkripsi balik. (Istamar, 2007)
Kelas
|
Asam Nukleat
|
Cara Reproduksi
|
Contoh
|
I
|
DNAug
|
Replikasi
|
Virus herpes, adenovirus
|
II
|
DNAut (+)
|
Replikasi
|
Virus MVM, M13
|
III
|
RNAug
|
Replikasi
|
Reovirus
|
IV
|
RNAut(+)
|
Replikasi
|
Virus Polio, Pengakit kuku dan nulut ternak
|
V
|
RNAut (-)
|
Replikasi
|
Virus rabies
|
VI
VII
|
RNAut (+)
DNAug*
|
Transkripsi Balik
Transkripsi Balik
|
Virus tetelo, virus leukimia, virus AIDS
Hepadna virus
|
Keterangan : ug = utas ganda
ut = utas tunggal
(+) = basa utas tunggal homolog dengan basa mRNA
(-) = basa utas tunggal kompletenten (ante parallel) terhadap mRNA
)* = utas ganda dengan perantara RNA
2.8 PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN
Banyak yang tidak kita ketahui mengenai peranan virus yang dapat menguntungkan
serta merugikan manusia, pada umumnya banyak yang mengetahui bahwa virus hanya
akan merugikan manusia saja.
Berikut adalah penjelasan mengenai peranan virus yang menguntungkan dan
merugikan makhluk hidup :
2.8.1 Virus yang Menguntungkan
Banyak yang tidak mengetahui bahwa virus yang masuk kedalam organ tubuh
makhluk hidup ternyata dapat menguntungkan di dalam tubuh manusia yang dapat
menghindari kerusakan pada organ tubuh manusia dan tidak memberikan pengaruh
efek samping yang dapat merugikan manusia.
Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia :
- Membuat Vaksin
Patogen di dalam vaksin yang sudah dilemahkan membuatnya tidak berbahaya
lagi ketika menyerang manusia. Pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia, akan
membuat tubuh kita menghasilkan antibodi terhadap patogen yang kemungkinan akan
menyerang tubuh. Sehingga ketika bakteri tersebut benar-benar muncul dan hendak
menyerang, tubuh sudah memiliki benteng berupa kekebalan terhadap patogen itu.
Beberapa contoh vaksin itu antara lain :
- Vaksin MMR (Measles, Mumps,
Rubella) berfungsi sebagai pencegah penyakit cacar air, gondongan, campak
jerman;
- OPV (Oral Polio Vaccine)
berfungsi sebagai pencegah sakit polio;
- HZV (Varicella Zoster Vaccine)
berfungsi mencegah penyakit cacar air;
- HBV (Hepatitis B Vaccine)
berfungsi sebagai pencegah sakit kuning.
- Pembuatan Pelawan Racun (Anti
toksin)
Upaya menggabungkan DNA virus dengan DNA lain yang menguntungkan, akan
mempengaruhi bakteri yang nantinya akan diinfeksi. Dalam hal ini DNA virus akan
digabungkan dengan DNA manusia yang mengawasi sintetis pelawan racun.
Selanjutnya, DNA itu oleh virus lisogenik disambungkan ke sel bakteri sehingga
bakteri tersebut akan mengandung gen penghasil zat pelawan racun (anti toksin).
Bakteri yang mengandung anti toksin akan membelah diri dan menghasilkan
bakteri-bakteri lainnya sehingga memiliki sifat dan gen yang sama (anti
toksin).
- Pelemahan Bakteri
DNA dari virus lisogenik yang kemudian memasuki bakteri patogen, membuat
bakteri itu jadi tak berbahaya jika masuk kedalam organ tubuh manusia.
- Pemanfaatan virus dalan dunia
kedokteran
Virus dapat dimanfaatkan untuk membuat peta kromosom yang penting dalam
dunia kedokteran yang dapat membantu kedokteran dalam menjalankan tugasnya
menganalisa dan membuat terobosan terbaru dalam bidang kedokteran. (Nugroho,
2003)
2.8.2 Virus yang Merugikan
Nah, setelah kita membahas mengenai virus yang menguntungkan bagi manusia,
sekarang adalah mengenai virus yang merugikan bagi manusia yang dapat merusak
organ tubuh manusia serta akan mengakibatkan fatal bagi kesehatan manusia jika
tidak segera di lakukan pengobatan dan pencegahan.
Berikut adalah penjelasan mengenai virus yang merugikan bagi manusia :
- Hepatitis
Penyakit hepatitis biasa
dikenal dengan sakit kuning. Hal ini disebabkan oleh warna kuning yang muncul
pada bola mata juga kulit penderita hepatitis. Penyebab dari penyakit hepatitis
adalah virus yang mengakibatkan bengkaknya organ hati, sehingga empedu akan
mengalir atau beredar ke seluruh bagian tubuh. Jenis-jenis hepatitis yang dapat
menjangkit manusia antara lain adalah hepatitis A, B, C, D, E. Yang tergolong
hepatitis ringan dan dapat pulih dalam waktu singkat (beberapa minggu) adalah
jenis hepatitis A dan hepatitis E. Persebaran kedua hepatitis ini, lewat air
dan makanan yang tercemar feses orang yang menderita hepatitis. Pencegahan
terhadap kedua jenis hepatitis ini yaitu dengan selalu menjaga kebersihan
lingkungan, termasuk air dan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan hepatitis yang
tergolong kronis adalah hepatitis B, C, D. Ketiganya dapat berefek pada
terjadinya hepatitis yang kronis dan diderita sepanjang orang tersebut hidup.
Penularan ketiga jenis hepatitis ini melalui kontak darah dengan si sakit.
Hepatitis B bisa menular saat berhubungan
seksual dan menular pada bayi ketika proses persalinan. Orang-orang yang
memiliki peluang besar menderita penyakit hepatitis B, C, dan D adalah pekerja
kesehatan, pasien cuci darah, suka bergonta-ganti pasangan, Ibu yang mengidap
hepatitis dan menularkan pada bayinya, pecandu obat-obatan terlarang. Vaksin
untuk penyakit hepatitis B memang sudah ada, akan tetapi jenis hepatitis C dan
D belum terdapat vaksinnya. Pencegahan terhadap ketiga hepatitis tersebut dapat
dilakukan dengan menghindari pakai barang-barang yang sifatnya pribadi
bebarengan (bersama-sama) dengan orang yang sudah terjangkit hepatitis.
Contohnya memakai gunting kuku atau pisau cukur. (Nugroho, 2003)
- Influenza
Hampir sebagian besar orang pasti pernah
terjangkit virus yang satu ini. Ya, virus influenza yang menyebabkan penyakit
flu. Ketika seseorang terkena flu maka badan terasa nyeri, suhu tubuh naik
(demam), keluar ingus atau pilek, batuk, dan selera makan akan berkurang.
Sekali terjangkit virus ini, akan dapat terjangkit lagi. Hal ini karena penyakit
flu tidak memunculkan kekebalan terhadap tubuh penderita. Hingga saat ini sudah
lebih dari 200 virus penyebab penyakit influenza yang terdeteksi. Upaya
pencegahan agar tidak terserang virus flu yaitu makan makanan yang bergizi
tinggi untuk menambah kekebalan tubuh dan jangan lupa istirahat yang cukup.
(Nugroho, 2003)
- Rabies
Virus rabies menyerang bagian-bagian otak dan sistem saraf. Virus rabies dapat
menginfeksi bermacam-macam hewan darah panas. Yang termasuk dalam golongan
hewan ini, diantaranya : anjing, kelelawar, kucing, kera, dan sebagainya. Tanda
mengidap rabies adalah badan yang terasa lemah dan lesu, sakit kepala, demam,
mengigau, halusinasi, dalam kasus kronis penderita bisa mengalami ketakutan
terhadap air, cahaya, dan udara. Virus rabies menular lewat gigitan hewan yang
terinfeksi virus, air liurnya juga dapat masuk melalui luka terbuka. Pengobatan
penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi rabies. (Nugroho,
2003)
- Mata Belek
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus
yang terjadi pada bagian-bagian mata. Tanda terjangkitnya adalah mata yang
memerah dan bengkak, gatal, berair, dan banyak mengeluarkan kotoran mata.
Orang-orang lebih sering menyebut penyakit mata ini dengan belekan. (Nugroho,
2003)
- Campak
Virus penyebab penyakit campak disebut
dengan virus morbili yang terjaid pada bagian-bagian kulit. Penyakit ini banyak diderita
oleh anak-anak. Gejala penyakit campak adalah demam, batuk, mata terasa perih
dan sensitif terhadap cahaya, seluruh badan terasa linu, yang akhirnya muncul
bercak merah. Terdapat empat fase dalam penyakit campak yaitu masa inkubasi,
prodmoral, makulopapuler, penyembuhan. Penyakit campak ditularkan melalui
percikan ludah penderita. Jika orang yang menderita penyakit campak bersin,
percikan ludahnya mengandung virus campak dan dapat menularkannya pada orang
lain. Pencegahan penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi MMR (Morbili,
Mumps, Rubella) atau vaksinasi campak, gondongan, dan campak jerman. (Nugroho,
2003)
- Polio
Virus polio menyebar lewat makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh feses. Infeksi saluran pernapasan dapat juga
menularkan penyakit polio yaitu pada awal infeksinya. Gejala dari orang yang
terjangkit penyakit polio antara lain sakit kepala, demam, mual, muntah, leher
dan tulang belakang yang terasa kaku, meriang. Penderita polio dapat sembuh
dengan penanganan yang benar. Vaksinasi untuk penderita polio bernama salk dan
sabin. Vaksin salk berguna untuk mengaktifkan pembentukan antibodi yang ada
dalam serum, membuat virus jadi netral dan mencegahnya menyebar ke sistem saraf
pusat. Vaksin sabin berisi virus polio yang telah dilemahkan. (Nugroho, 2003)
- Ebola
Virus ebola yang ditemukan di daratan
Afrika, tepatnya di daerah Zaire (sungai Ebola) dapat menjangkit manusia dan
mengakibatkan kematian. Virus ini menyebar melalui kontak kulit dan cairan
tubuh si sakit. Awalnya penyakit ebola menyerang sel darah putih. Kemudian
tembus ke berbagai organ tubuh dan lapisan tubuh. Biasanya dalam kurun waktu
satu minggu, si sakit akan mengalami pendarahan di bagian dalam tubuh serta
mengalami kerusakan berbagai fungsi pada organ seperti bagian-bagian ginjal dan hati. Pada tahap
ini akan muncul gejala berupa rasa lelah di seluruh badan, suhu tubuh naik,
sakit kepala. pendarahan yang hebat, selanjutnya akan disertai dengan proses
menggumpalnya darah penderita yang berujung pada kematian. (Nugroho, 2003)
- Gondongan
Virus RNA adalah jenis virus penyebab
penyakit gondong yang juga bisa menyerang pankreas, jantung, juga kelenjar
parotid yang terdapat di leher. Gondongan ini berbeda dengan gondok yang
disebabkan kurangnya yodium. Gondongan juga dikenal dengan nama parotitis.
Gondong menyebar lewat hidung atau mulut. Sekali terserang penyakit gondong,
kemungkinan tidak akan terjangkit kembali dikarenakan orang tersebut sudah
mempunyai imunitas terhadap gondong. (Nugroho, 2003)
- Demam Berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh virus
dengue (genus flavivirus) dan tersebar lewat gigitan nyamuk Aides
aigepty. Tanda terjangkitnya demam berdarah adalah demam tinggi, muncul
bercak kemerahan di tubuh, mimisan, trombosit menurun berefek pada timbulnya
pendarahan pada organ tubuh, dan dapat berakibat fatal (kematian). (Nugroho,
2003)
- AIDS
Virus HIV masuk melalui peredaran darah
dan menyerang sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang yang berfungsi
sebagai penghasil atau produksi antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan
berbagai macam penyakit. Virus HIV ini termasuk dalam virus lisogenik. Untuk
meruntuhkan pertahanan tubuh dari seorang pengidap AIDS, virus ini membutuhkan
waktu kurang lebih selama delapan tahun. Apabila sudah tidak ada lagi
antibodinya, benteng pertahanan tubuh penderita sudah runtuh, maka si penderita
AIDS akan sangat mudah terserang bermacam jenis penyakit. Penularan virus
HIV/AIDS ini melalui jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, dan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Ibu hamil yang terkena virus
ini, dapat juga menularkan ke bayi yang ada dalam kandungannya, termasuk
melalui ASI (air susu ibu). Pencegahan terhadap penyakit ini antara lain dengan
tidak mengkonsumsi narkoba dan melakukan seks bebas, juga pastikan donor darah
yang didapat sehat dan bebas virus. (Nugroho, 2003)
- Herpes Simplex
HSV atau Herpes Simplex Virus terdapat dua
golongan yaitu HSV tipe 1 dan tipe 2. HSV tipe 2 menyerang membran lendir pada
alat kelamin dan proses reproduksi manusia. Sedangkan untuk HSV tipe 1 menyerang
area wajah (hidung, pipi, dagu, bibir, dsb). Penularan HSV tipe 2 adalah lewat
hubungan seksual. Untuk HSV tipe 1 yang banyak menjangkiti anak-anak, termasuk
bayi, menyebar lewat handuk, perlengkapan makan dan minum, dan ciuman.
- Flu Burung
Penyebab flu burung yang dapat menjangkiti
manusia adalah virus H5N1. Flu burung juga mengakibatkan ayam-ayam di banyak
negara, termasuk Indonesia mati. Penularan virus ini tidak bisa dari manusia ke
manusia, melainkan dari udara yang terpapar virus atau melakukan kontak langsung
dengan unggas yang telah terinfeksi virus flu burung. Disarankan ketika memasak
hasil dari unggas seperti daging atau telur benar-benar matang, karena virus
ini dapat mati ketika berada di suhu 80oC. Tanda terkena flu burung
adalah mengalami demam di atas 38oC, radang paru dan infeksi saluran
pernapasan atas, otot terasa nyeri.
- Cacar Air
Penyakit cacar air yang menyerang
anak-anak adalah cacar ringan. Ternyata virus penyebab cacar air sama dengan
yang menyebabkan penyakit herpes zoster yaitu varicella zoster virus. Virus ini
ada di lendir saluran napas dan beredar melalui darah kemudian menyerang kulit.
Tanda terkena cacar air antara lain : mengalami demam, lalu muncul bintil
gelembung yang berisi air di permukaan kulit, umumnya terasa gatal. Herpes zoster
adalah infeksi yang menyerang saraf sensori, umumnya terasa pedih. Herpes
zoster menyerang orang dewasa yang dahulu sudah pernah menderita cacar air.
Karena virus cacar air pada dasarnya akan terus ada pada jaringan saraf dan
bisa aktif lagi apabila ketahanan tubuh orang itu sedang lemah.
- SARS
Severe Acute Respiratory Syndrom atau SARS
merupakan sindrom pernapasan akut yang parah. Corona virus penyebab SARS
berasal dari sistem pernapasan mamalia seperti rakun atau musang. Tanda penyakit
SARS diantaranya : mengalami diare, sakit kepala, otot nyeri, batuk kering,
demam tinggi, radang paru, sulit bernapas. Penyebaran SARS dapat melalui udara,
bersin dan batuk penderita, kontak langsung dengan si sakit, dan menyentuh
benda yang mengandung virus tersebut. Sayangnya vaksin dan obat untuk penyakit
ini belum ada, sehingga kita perlu lebih waspada dan senantiasa menjaga asupan
gizi untuk memperkuat daya tahan tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di
dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi
tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung
yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Struktur dan anatomi virus. Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik
tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid. Bahan genetik
kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Reproduksi virus secara umum
terbagi menjadi 2 yaitu daur litik dan daur lisogenik.
Klasifikasi Virus diantaranya : Virus
Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista Virus Tumbuhan, dan Virus
Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat diklasifikasi menurut kandungan
jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA.Pada virus RNA, dapat berunting
tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau
berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda
pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan
dalam rekombinasi genetika.Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi)
yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Penyakit pada
manusia akibat virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan,
virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus
rabies menyerang sel-sel saraf. Virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode
pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk
merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang
mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau
virus.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, L. Hartono, Purnomo, 2003, Biologi X , Bandung
,Erlangga
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1.
Jakarta : Erlangga.
Volk, Wesley dan Wheler Margaret.1990. Mikrobiologi Dasar Edisi
kelima jilid 2.Jakarta : Erlangga.
Terima kasih kak, makalah nya dapat membantu saya
BalasHapus